Jumat, 10 Oktober 2008

Musim Kawin





Hampir sebulan ini, gw menerima 6 undangan pernikahan dari temen2 ITB dan sekitarnya. Bahkan beberapa diantaranya berada diwaktu yang sama. Dan orang2 yg akan menikah ini, adalah orang2 yg gw ga pernah duga sebelumnya. Beberapa hari yg lalu gw juga ketemu
temen, dan beliau juga, mengeluh tentang banyaknya undangan pernikahan yang harus dihadiri bulan2 ini. Tiap kali dia buka milis2, pasti ada 2-3 undangan.

Salah satu yang lagi in banget juga, istilah ta'aruf, dimana calon pengantin berkenalan lewat pertukaran biodata, dan biasanya perkenalannya singkat, padat dan jelas, tanpa basa-basi. Dan kebanyakan temen2 gw yang akan nikah ini juga melalui proses ta'aruf
Fenomena apakah ini? Apakah ini yang disebut musim kawin?
Padahal seharusnya sekarang itu musim mangga, dan musim hujan..
Atau karena musim hujan orang2 jadi pengen kawin?
Atau karena kami2 ini sedang berada pada usia-usia yang sangat produktif ya? hahahaaa... Ntahlah. But anyway, selamet ya temen2, semoga lancar dan langgeng sampai kakek-nenek.


ps: giliran gua kapan? hukkssss..hikssss


When Distance Call



Akhirnya tibalah kami di satu jenis relationship yang cukup terkenal, dan biasa disebut Long Distance Relationship a.k.a LDR. Jadi apa sebenarnya LDR ini? Dari percakapan sehari-hari yang gw pernah dengar "LDR" ini ditandai dengan adanya jarak yang cukup berarti antara pasangan, atau dengan bahasa sederhananya, tidak bisa bertemu langsung didepan mata, jadi harus ada medianya. Misalnya berhubungan (komunikasi) by phone, by mail, ataupun by video call, ya kl udh pengen lihat2an banget bisa by webcam (padahal hasilnya jg ga bagus2 amat, malah jd burem).

By the way, sempat lihat2 ke mas wiki, ternyata ada uraian singkat ttg LDR ini;

A long-distance relationship is relationship that takes place when the partners are separated by a considerable distance

Menurut beberapa teman2, sahabat, kolega dan handai taulan disekitar saya, LDR ini adalah konsep hubungan yang fragile dan kebanyakan orang2 yang menjalaninya pada akhirnya gagal bertahan, tapi tetap ada kok yang sukses. Tapi ntah kenapa setelah dipikir-pikir, LDR ini bukanlah problema yang gimana banget gitu.. hanya masalah tempat yang berbeda, dan mungkin waktu yang berbeda.. Kalau dekat pun, bisa ketemu tiap hari, ya kalau emang ga jodoh, ya ga jodoh aja.. seperti mengutip pepatah dari seorang teman;

"Takkan lari gunung dikejar, kalau jodoh takkan kemana"

Dan setelah dipikir lebih jauh lagi, dalam menjalani suatu hubungan (relationship) tidak ada satupun rumus ataupun konsep baku yang bisa menjamin hubungan tersebut bisa terus bertahan ataupun berjalan. Pada akhirnya semuanya tergantung yang di atas (alias Tuhan Yang Maha Esa). --> Salah satu bentuk pembenaran dan penghiburan diri, wkwkwkwww.

But anyway, walaupun gwnya masih tenang2 saja, dengan LDR2an ini, tapi ada beberapa tips yang mungkin bisa dibagi, menurut pengalaman gw, ya walaupun baru 2 bulanan, uuuuy, tapi cukup oke kok.. :

  • Trust
Believe or not ataupun mungkin bosan dengan istilah ini, ya apa mau dikata, trust ataupun biasa disebut dengan "kepercayaan" boleh dibilang dasar dari LDR ini. Mengingat yang dihadapi adalah perubahan lingkungan tiap orang dan kondisi dimana kehadiran pasangan secara fisik tidak setiap saat, maka trust sangat membantu. Dengan trust kita dapat meminimalkan konflik, keraguan, dan juga membantu melancarkan komunikasi yang baik.

  • Berpikir positif
Dengan trust, maka akan sangat mudah membantu kita dalam berpikir positif. Lupakanlah pikiran yang selalu menghantui kita bahwa LDR adalah salah satu kondisi ataupun situasi yang idak baik. Tapi anggaplah LDR jadi satu tantangan untuk membuktikan distance hanya bagian kecil aja. Bagi gw pribadi, distance justru memicu gw untuk lebih mengembangkan diri secara pribadi. Lebih mudah fokus dan menghargai waktu. Kalau diingat2 sebelum ada distance ini, kadang2 gw dgn sangat mudah berkompromi dengan waktu dan sampai melalaikan hal2 lain yang mungkin harusnya jadi prioritas. Misalnya nih ya, kl ada Ciskus, bisa berdua mulu sampai berjam-jam, lebih gilanya lagi, baru ketemu beberapa menit yang lalu, masih teteup aja telfon2an dan kadang sampai berjam2. Kalau mau rasional sih, ga penting banget ya.. hahahha. Karena gw bisa mengalihkan pikiran2 yg tidak baik ttg LDR, akhirnya energi dan pikiran positif ini bisa digunakan buat hal lain yg lebih berguna.

  • Komunikasi
Setiap pasangan yang tengah menjalani LDR ini ada baiknya menemukan cara berkomunikasi yang paling tepat. Ada pasangan yang berhasil by phone setiap saat, by mail, ataupun ada juga yg dengan mengunjungi di waktu2 khusus. But it's all up to you. Setiap pasangan lebih tau mana yang paling efektif. Komunikasi ini sangat penting, mengingat inilah satu2nya cara membuat seolah2 tidak ada distance. Dan akan lebih baik lagi jika kita mampu membuat semacam "rules" berkomunikasi, mungkin tentang frekwensi, waktu yg tepat dan juga konsistensi dalam berkomunikasi. Kalau skrg gw sm Ciskus berusaha sefleksibel dan se-open mungkin. Kalau ada waktu dan memungkinkan dan jg ga mahal ya telfon2an. Kl ngga, ya email2, kl ada kesempatan yg lebih ok lagi, ya messenger lah, murah meriah dan bisa lama2.. hahaaaa.. Dan tidak menjadi masalah siapa yang harus lebih dulu menghubungi, jadi spontan aja.

Long distance relationship is all about a balanced relationship between partners; a relationship built on strong foundations of trust, understanding and determination to make it work. The two partners should be reasonable about their expectations and willing to cooperate so that this relationship can lead to a happy ending.
(wikipedia).


Ps: Mencoba menghibur diri padahal kangen setengah mati..