Senin, 22 Desember 2008

Happy mother' Day, Mom!


Dearest Mom,

Having a mother like you since I was born was the greatest gift and biggest advantage anyone could ever have given me. It is because of the confidence and values that you instilled in me that made me who I am today. Thank you for shaping me into a person who I like and am proud to be. Thank you letting us believe that we could be whoever we wanted to be, do whatever we wanted to do, there were no limitations except our drive, ambition and creativity.

Thank you for never giving up on me when I went through a dark period, when I shut every one out of my life. When loving me must have been like trying to hold a cactus. Thank you for loving me through all of my rejections of help and love.

Thank you for your knowing what to do in an emergency, and thank you for providing us with the things we need to get through the day; and thank you for helping us with our homework if we have trouble understanding it and not getting mad at us if we fail and encouraging us to do better next time and supporting us whenever we are struggling with our schooling.

Thank you for holding my hand when I had my - unbelievable-year, for crying with me afterawards.

Thank you for always having hope for me when I didn't have for myself.

Thank you for telling me not to give up when I said I couldn't do it any more.

Thank you for mediating in the relationship with my sister, I know it mus be very hard for you to be stuck in the middle of the tension that was between us. Thank you for never taking sides, for being there for both of us equally, for being the perfect mother.

Thank you for helping me doing my homework since I went to school for the first time.

Thank you for driving me to school and picking me up from school and all the way for many years.

Thank you for letting me choosing my uni, and also my major for school.

Thank you for all calling, all text messages ever day, since I left home for Uni.

Thank you for your time, always listening for me after I had any test/exam or anything like that until now.

Thank you for always being my mom, while I often make you sad, and cry.

Thank you for teaching us how to pray and taking us to the church. Thank you for our church family, and thank you for teaching us about God and Jesus and all those people from the Bible!

Thank you for praying for me every day and always teach me that We have a Big Father who always looking for us everytime.

Thank you for teaching me to love every people around us especially our family, no matter how they treat you good or not. But you always shares your love.

Thank you, Mama, for teaching us about compassion and caring for other people; thank you for reminding us that even though we may have it bad at times there are always others who have it so far worse; and they are the ones who need our help and our prayers!

Thank you for letting me walk with a boy that I chose until now, even you have a best choice for me.

Thank you for everything you have done for me, thank you for everything you have said, and for all the times when you said nothing and just listened.

Thank you thank you thank you. For a million things, for everything. I don't know what I would do without you. There are so many many more things, small things, big things.

I love you very very much, if I could be half as good a mother to my children as you are to your children, I will have done exceptionally well.

Thank you mother, I love you, more than words can ever express.

For each mile that keeps us apart, there's a warm thought that brings us together.

Happy mother' Day, Mom!


Love'

Poppy


Sabtu, 29 November 2008

BERBUAT BAIK, INGIN DIPUJI, INGIN MENGUASAI ATAU.... ?


Minggu lalu, seorang temen datang ke saya meminta tolong untuk membantunya menyelesaikan masalah yg sedang dihadapinya. Dengan mudah saya mengatakan iya, dan berusaha semampu saya untuk membantunya. Singkat cerita, masalah itu selesai dan temen saya ini sangat senang sekali krn saya mau membantunya. Sampai hari ini dia masih saja terus memuji2 dan masih saja berterima kasih, krn menurut beliau saya orang baik. Dan tentunya saya pun senang sekali karena menerima banyak pujian.

Dua minggu yang lalu, saya sempat sedih karena ketika saya membutuhkan bantuan, seorang temen yang pernah saya bantu tidak membantu saya. Waktu saya pacar saya komentar “Kalau kamu pernah berbuat baik ke orang lain, kamu menuntut orang lain untuk melakukan hal yang sama juga untuk kamu?”

Sebulan yang lalu, saya mencoba membantu seorang temen mencarikan tiket pesawat yg murah, yah akhirnya saya mencoba membantu. Singkat crita lagi, akhirnya saya berhasil mendapatkan tiket yang murah saat itu dan langsung sms ke temen saya harganya dan memintanya segera transfer uang kl dia ok. Tiba2 temen saya telp, dan menyampaikan, menurut sodaranya dia, harga tiket saya itu kemahalan, dan sodaranya itu bisa cari yg lebih murah lagi. Saya sempat kesal dalam hati, ini orang minta tolong, dicariin, eh skrg malah membanding2kan. Akhirnya saya bilang dgn tenang, “Oh bagus dong, ya udah, kamu pakai yg dr sodara kamu aja kl emang lbh murah, sayang juga uangnnya kl kemahalan, gpp kok.” Berlalu 1 hari, tiba2 temen saya sms, kalau dia memutuskan membei tiket yang cari. Waktu itu saya bilang saya usahakan mencari lagi krn time limitnya udh lewat. Tapi ntah knapa ternyata saya masih kesal juga, dan ga kunjung mencari tiket lagi. Temen saya ini terus menerus mencoba menguhubungi saya. Sempat curhat ke mama, dan mama langsung komentar, “buat apa kesel, yg penting kamu sudah berniat baik membantu, kalau masalah bantuan itu ditolak atau tidak, ga perlu dipermasalahkan. Saya berpikir lagi, sepertinya saya sedang berbuat baik tapi ga terima kebaikan saya ditolak.

Dua Bulan yang lalu, temen2 angkatan saya resah memikirkan anggaran persiapan ujian apt dikarenakan jumlah peserta yg sedikit dan biaya yg dibutuhkan sangat besar. Dengan rasa sosial, akhirnya saya menawarkan diri untuk melakukan kegiatan dana usaha. Wkt itu, saya menawarkan diri untuk membuat E-Book untuk anak2 farmasi dan keuntungannya akan dimasukkan ke kas angkatan. Dan sampai akhir ini pundi2 kas mulai bertambah, krn penjualan yg terus meningkat. Boleh dibilang proses dana usaha ini saya lakukan dgn sangat2 mandiri, mulai dari mencari konten e-book, belanja kebutuhan, ngeburn, ngedesign, sampai menjualnya. Satu persatu temen2 mengucapkan terima kasih dan lagi2 memuji. Hingga suatu hari, saya kesal bukan main, ketika kami harus melakukan kegiatan belajar bersama (bagian dari rangkaian ujian apoteker), dimana setiap orang diberi tanggung jawab utk membawakan materi dan memberikan semacam tutorial kepada temen2 yg lain. Kelompok pertama akan membawakan presentasi mereka, sejak awal saya sudah sedikit kesal, krn terlihat mereka seperti tidak mempersiapkannya dgn baik. Hingga tiba hari H dugaan saya ternyata bener, diskusi itu berjalan tidak semestinya dan terlihat sangat2 tidak menguasai materi. Ntah knapa, sejak awal mrk tampil, saya langsung melakukan penyerangan2 frontal dgn berbagai pertanyaan dan akhirnya saya membuat beberapa temen2 yg presentasi menjadi kesal bukan main, seperti ingin membuktikan kalau mereka tidak menguasai materi dan tidak membantu temen2 seangkatan lainnya. Dengan bijak, ketua pelaksana ujian dan ketua angkatan, menegur saya, menurut mereka apa yg saya lakukan kurang bijak, dan membuat suasana angkatan tidak enak. Waktu itu saya masih bersikeras sikap saya benar, menurut saya, temen2 saya yg presentasi td sangat2 tidak peduli dgn angkatannya sendiri, karena tidak mempersiapkan tugas mrk utk angkatan dgn baik, padahal ini untuk kebaikan bersama, sementara saya merasa telah berkorban banyak untuk angkatan ini. Akhirnya temen saya komen “Kita ga bisa memaksa orang lain melakukan hal yang sama seperti apa yg kamu lakukan.” . Saya sempat terdiam, dan berpikir, sepertinya saya sedang menuntut orang lain untuk melakukan “kebaikan” juga hanya krn saya merasa telah berbuat baik.

Seorang temen pernah bilang kepada saya “ Berbuat baik tidaklah selalu benar, berbuat baik juga tidak selalu menolong orang lain. Dan terkadang kita sering sekali menabur kebaikan dengan cara yang salah, di tempat yang salah, di waktu ya salah bahkan sampai mengharapkan sesuatu yang salah.”

Dan saya juga pernah membaca ini dari satu buku, “Mengapa manusia berlomba-lomba untuk berbuat baik? apakah yang mendorong hati manusia sehingga berbuat baik? Dorongan terbesar setiap manusia berlomba-lomba berbuat baik karena jauh di dalam hatinya memang menginginkan sesuatu yang baik terjadi di dalam hidupnya. Pertanyaannya adalah “mengapa setiap manusia selalu mengharapkan yang terbaik bagi hidupnya?” Sepertinya Manusia telah kehilangan yang baik di dalam hidupnya dan berusaha meraihnya dengan cara berbuat baik. Apakah dengan cara itu, hidup kita akan menjadi baik? Ternyata tidak ada jaminan juga untuk itu. “

Apapun itu, saya masih berpikir, kalau masih ada kesempatan untuk berbuat baik, ya lakukanlah.