Sambil menanti jam 7 pagi, ada satu buku menarik disekitarku. Akhirnya iseng2, baca2 buku tersebut. Buku ini terlihat sederhana, dan biasa digunakan sebagai buku "sharing" untuk dokter2 dan perawat di Rumah Sakit Immanuel. Ada satu bagian yang menarik ketika aku mulai memilih bagian untuk dibaca. Bagian ini juga mengingatkanku pada diskusi menarik oleh seorang Apoteker dengan seorang pasien kanker kemaren.
Ketika kita bertanya kepada pasien kanker yang sudah tidak bisa disembuhkan tetapi mengalami muzizat karena penyakit kankernya hilang, si pasien barangkali akan menjawab "Saya telah menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan Dialah yang menyembuhkan Saya ." Aku sempat berpikir " Kalau Tuhan dapat menyembuhkan kanker, mungkin dokter2 perlu memasang papan pengumuman di depan kliniknya " Pasrahkan diri Anda pada Tuhan. Anda tidak memerlukan dokter . "
Aku teringat pada satu buku yang juga secara tak sengaja terbaca di RS ini juga, wkwkkwkw.. buku ini ditulis oleh dr.Bernie Siegel, Love, Medicine and Miracles : Jika kasih Tuhan dapat menyembuhkan manusia, mengapa saya harus menjadi seorang dokter bedah? Bukankah akan lebih baik bila saya mengajarkan kepada setiap pasien untuk saling mencintai?"
Akhirnya aku menemukan satu ulasan yang cukup menarik untuk menjawab dilema diatas dari buku yang tak sengaja aku baca ini.
Selama di Rumah Sakit, banyak pasien yang sangat "berpasrah" pada Tuhan, sampai lupa masih ada "Ora et Labora." Dan mereka lupa, dokter, perawat, apoteker, mungkin bisa jadi wakil Tuhan untuk melayani mereka.
Dedicate for my beloved uncle who is fighting his heart diseases.
God Moves in a Mysterious.
Love u'
Poppy
Ketika kita bertanya kepada pasien kanker yang sudah tidak bisa disembuhkan tetapi mengalami muzizat karena penyakit kankernya hilang, si pasien barangkali akan menjawab "Saya telah menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan Dialah yang menyembuhkan Saya ." Aku sempat berpikir " Kalau Tuhan dapat menyembuhkan kanker, mungkin dokter2 perlu memasang papan pengumuman di depan kliniknya " Pasrahkan diri Anda pada Tuhan. Anda tidak memerlukan dokter . "
Aku teringat pada satu buku yang juga secara tak sengaja terbaca di RS ini juga, wkwkkwkw.. buku ini ditulis oleh dr.Bernie Siegel, Love, Medicine and Miracles : Jika kasih Tuhan dapat menyembuhkan manusia, mengapa saya harus menjadi seorang dokter bedah? Bukankah akan lebih baik bila saya mengajarkan kepada setiap pasien untuk saling mencintai?"
Akhirnya aku menemukan satu ulasan yang cukup menarik untuk menjawab dilema diatas dari buku yang tak sengaja aku baca ini.
Seorang pasien kanker diberitahu dokter bahwa dia akan meninggal satu jam lagi. Kemudian si pasien berlari ke jendela dan berteriak, "Tuhan selamatkan Aku!" Kemudian tedengar jawaban "Jangan khawatir AnakKu. Aku akan menyelamatkan engkau!" Kemudian si pasien tersebut kembali tidur dan beristirahat dengan tentram.
Dokter bedah kembali datang dan menyampaikan " Jika kamu mau dioperasi dalam waktu satu jam ini, kamu akan sembuh." Si pasien kemudian menjawab " Tidak! Tuhan akan menolongku!". Kemudian datang lagi ahli onkologi dan ahli gizi yang ingin membantunya, tetapi dia tetap saja menolaknya, dan berkata "Aku tidak butuh dokter, karena Tuhan akan menyelamatkanku!"
Dalam waktu satu jam, akhirnya si pasien tersebut meninggal. Ketika sampai di sorga, dia datang ke Tuhan dan berkata " Tuhan apa yang terjadi padaku? Tuhan mengatakan akan menyelamatkanku, tetapi aku sekarang ada disinim berarti aku telah meninggal. "
"Kamu bodoh! " Jawab Tuhan. "Aku telah mengirimkan dokter bedah, dokter ahli onkologi, radiologi, terapist dan nutrisionis. Mereka semua merupakan teknisi yang berperan dalam kesembuhanmu. Aku memberikan anugerah penyelamatan dan jalan bagi doamu sebagaimana diutarakan dalam kitab suci. "
Selama di Rumah Sakit, banyak pasien yang sangat "berpasrah" pada Tuhan, sampai lupa masih ada "Ora et Labora." Dan mereka lupa, dokter, perawat, apoteker, mungkin bisa jadi wakil Tuhan untuk melayani mereka.
Dedicate for my beloved uncle who is fighting his heart diseases.
God Moves in a Mysterious.
Love u'
Poppy
0 comments:
Posting Komentar