Rabu, 30 April 2008, 09.00, menurut 39 orang peserta mata kuliah Farmasi Industri, dijadwalkan ujian akan berlangsung dengan materi dari Prof. Asep Gana Sugana dan materi Pak Basuki Hadi. Sebelum jam 09.00 WIB, kebanyakan peserta ujian sudah berkumpul dan saling bertukar ilmu satu sama lain. Sampai pukul 08.50 pertukaran ilmu yang saya dengar masih seputar materi kedua pengajar di atas.
Tepat pukul 08.55, Pak Elfahmi,PhD , masuk keruangan kelas sambil tersenyum-senyum dan membawa paket soal dan lembar jawabannya. Semua peserta ujian duduk manis dan memulai aktivitas "ritual" masing2. Lembar jawaban berupa kertas folio pun dibagi terlebih dahulu. Saya masih asyik menggaris kedua lembar folio itu. Tiba-tiba
Saya sempat melihat beberapa wajah temen2 yang harus ikut Ujian Undang2 jam 1 nanti, tampak ada rasa khawatir diwajah mereka, mengingat sampai jam 09.30 ujian belum dimulai. Akhirnya jam 09.45, ujian pun dimulai.
Soal pertama yang kami terima, adalah soal Prof Asep, dan waktu yang diberikan 90 menit. Ya Tuhanku soal itu banyak sekali, dan butuh kecepatan tinggi untuk menjawabnya. Dengan mencoba berpikir praktis dan taktis, saya mulai menjawab soal, di tengah-tengah sempat mucul rasa malas karena sudah muak membaca soalnya apalgi menjawabnya.
Setelah 30 menit berlangsung, muncul soal kedua dari Pak Basuki, melihat soalnya saya muali was-was, tampak banyak. Saya mulai panik, waktu tinggal 1 jam lagi, dan soal Pak Basuki belum disentuh juga. Akhirnya saya memutuskan mempersingkat penjelasan di soal Prof Asep dan beralhi ke soal Pak Bas. Seperti dugaan saya sehari sebelumnya, Pak Bas memberikanstudi kasus yang cukup rumit, dan lagi2 saya harus memaksa otak ini berpikir keras untuk memilih jawaban yang paling tepat, singkat dan ringkas, mengingat waktu terbatas..
"20 menit lagi", Pak Elfahmi mengingatkan waktu yang tersisa. Saya semakin pucat dan tangan menjadi kaku, sebenarnya sudah tidak kuat lagi menulisnya. Sebenarnya saya punya jawaban untuk semua soal-soal itu, tapi saya bingung bagaimana bisa menjawab semuaanya dalam waktu 2 jam. Sempat kesal dan tak ingin menulis lagi, tapi tetap memaksakan diri sampai peringatan berikutnya terdengar lagi "5 menit lagi".
Saya kelelahan, lelah berpikir, memikirkan kalimat demi kalimat yang ringkas dan saya juga kelelahan menulisnya. Akhirnya keluar dengan tangan yang masih kaku dan dingin, bertemu teman2 yang lain, dan wajah mereka juga menujukkan kepasrahan. Pasrah karena semuanya sudah berlalu dan tidak ada yang bisa diulang lagi, kecuali "mengulang tahun depan".
Salam Pegel'
Poppy
Tepat pukul 08.55, Pak Elfahmi,PhD , masuk keruangan kelas sambil tersenyum-senyum dan membawa paket soal dan lembar jawabannya. Semua peserta ujian duduk manis dan memulai aktivitas "ritual" masing2. Lembar jawaban berupa kertas folio pun dibagi terlebih dahulu. Saya masih asyik menggaris kedua lembar folio itu. Tiba-tiba
" Pak, sepertinya ini salah soal", Hari ini ujiannya bukan dari materi Bu Ninet ataupun Prof.Yeyet.. Si Deni nyeletuk dari depan. Seketika kelas menjadi riwuh.. Dan Pak Elfahmi, dengan sigap " Semua soal yang telah dibagi dikumpulkan kembali, jangan ada yang membaca soal ataupun membawa soal".. Ya akhirnya sebagian anak2 yg dapat soal mengumpulkan kembali, untung cuma 3 orang jd ga terlalu repot.Kemudian, pak Elfahmi sibuk menguhubungi bagian Tata Usaha dan mengkofirmasi, krn tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan akhirnya beliau memutuskan untuk turun ke bawah. Dan kami peserta ujian melanjukan kembali pertukaran ilmu tadi. Setelah +/- 20 menit menunggu, akhirnya Pak Elfahmi, Prof Yeyet dan Bu Irdha (selaku penanggung jawab PPA) hadir di kelas. Terjadilah percakapan berikut :
Prof : Siapa yang mengumumkan hari ini materi Prof Asep dan Pak Bas?Akhirnya, karena situasi yang tidak terkendali, Prof Yeyet mengakui ada miss komunikasi. Beliau berpikir ujian berlangsung minggu depan, dan so on..dan so on..
Semua : Bapak!!!!!!!!!
Prof : Bu Irdha, tidak memberi pengumuman?
Bu Irdha : Tidak Pak, saya hanya konfirmasi ke dosen ybs.
(Sempat terjadi saling ini itu.. dan lagi2 peserta kekeuh.. "Bapak yang mengumumkan kok.."
Saya sempat melihat beberapa wajah temen2 yang harus ikut Ujian Undang2 jam 1 nanti, tampak ada rasa khawatir diwajah mereka, mengingat sampai jam 09.30 ujian belum dimulai. Akhirnya jam 09.45, ujian pun dimulai.
Soal pertama yang kami terima, adalah soal Prof Asep, dan waktu yang diberikan 90 menit. Ya Tuhanku soal itu banyak sekali, dan butuh kecepatan tinggi untuk menjawabnya. Dengan mencoba berpikir praktis dan taktis, saya mulai menjawab soal, di tengah-tengah sempat mucul rasa malas karena sudah muak membaca soalnya apalgi menjawabnya.
Setelah 30 menit berlangsung, muncul soal kedua dari Pak Basuki, melihat soalnya saya muali was-was, tampak banyak. Saya mulai panik, waktu tinggal 1 jam lagi, dan soal Pak Basuki belum disentuh juga. Akhirnya saya memutuskan mempersingkat penjelasan di soal Prof Asep dan beralhi ke soal Pak Bas. Seperti dugaan saya sehari sebelumnya, Pak Bas memberikanstudi kasus yang cukup rumit, dan lagi2 saya harus memaksa otak ini berpikir keras untuk memilih jawaban yang paling tepat, singkat dan ringkas, mengingat waktu terbatas..
"20 menit lagi", Pak Elfahmi mengingatkan waktu yang tersisa. Saya semakin pucat dan tangan menjadi kaku, sebenarnya sudah tidak kuat lagi menulisnya. Sebenarnya saya punya jawaban untuk semua soal-soal itu, tapi saya bingung bagaimana bisa menjawab semuaanya dalam waktu 2 jam. Sempat kesal dan tak ingin menulis lagi, tapi tetap memaksakan diri sampai peringatan berikutnya terdengar lagi "5 menit lagi".
Saya kelelahan, lelah berpikir, memikirkan kalimat demi kalimat yang ringkas dan saya juga kelelahan menulisnya. Akhirnya keluar dengan tangan yang masih kaku dan dingin, bertemu teman2 yang lain, dan wajah mereka juga menujukkan kepasrahan. Pasrah karena semuanya sudah berlalu dan tidak ada yang bisa diulang lagi, kecuali "mengulang tahun depan".
Kami pun melupakannya,
Kami menyimpan kekesalan di hati masing-masing,
Karena kami harus memikirkan ujian berikutnya.
Saya sempat berpikir, ternyata meskipun kita menguasainya,
Tidak semua hal bisa dikendalikan..
Selalu ada keterbatasan dan selalu ada kekurangan.
Tapi tak apalah,
Saya mau bersiap-siap untuk ujian berikutnya
Kesusahan hari ini cukup sampai disini,
Saya harus menghadapi kesusahan yang berikutnya.
Salam Pegel'
Poppy
2 comments:
gile aja lo..
dah UAS aja
perasaan baru lulus
maknyus cuy!!
-Ade-
hahahaa
wkwkwkwkkww
wkwkwkkwkww
wkwkwkkwwkwkw
gile bener..
-adis-
Posting Komentar